Selasa, 04 Oktober 2011

"Mbah surip pernah jadi buruh pabrik"

Telinga kita tentu sudah sangat familiar dengan lirik lagu diatas ciptaan (alm) mbah Surip ini. Sederhana memang tapi maknanya dalam. Sedalam misteri penciptanyayang tiba tiba muncul dan meroket bak roket,tapi tak lama menghujam bak meteor jatuh ke bumi. Tidur memang keniscayaan begitu juga dengan bangun juga merupakan sebuah keniscayaan. Semuanya tidak terlepas untuk menjaga irama keseimbangan pada kehidupan manusia yang sudah menjadi kehendak-NYA. Biar bagaimananpun manusi ada capeknya. Bahkan duduk manispun kita bisa capek. Hari mimnggu kita libur kerja. Coba kita ngga’ ngapa ngapain ,duduk diam saja,apa kita ini terus tidak capek? Kita diam gerak pun capek, itu sangat manusiawi dan teramat lumrah.
Tapi kalau kemudian hal ini kita bawa ke ranah bisnis usaha, tentu ceritanya akan lain. Karena dalam bisnis,diharamkan untuk tidur. Kita harus bangun,bangun dan bangun.Jatuh dan terjerembab adalah nomor sekian. Karena itu tidak perlu kita bayangkan dahulu. Karena itu sudah menjadi sunnatullah-sesuatu yang umum dan wajar terjadi. Tapi semangat untuk bangun dan bangkit dari keterpuruka,harus tetap tertancap dalam dada para insan pelaku usaha. Untuk bangun kembali bukan merupakan monopoli jajaran pimpinan tapi seorang bawahan pun harus mempunyai niat dan kewajiban yang sama.
Seluruh insan yang terlibat dalam operasionalitas sebuah company, sekecil apapun peran dan fungsinya tetap mendapat tempat dalam pengelolaan manajerial. Maka ojo dumeh lah. DUMEH, hanya seorang tukang bersih kamar mandi terus tidak merasa mengabdi dan berbakti pada perusahaan. Merasa perannya kecil dan hanya menunggu perintah dari atasan untuk mengepel sana dan sini.
Sebaliknya yang sedang didapuk menjadi seorang pimpinan,jadilah pimpinan yang baik,yang mengayomi dan melindungi anak buah nya seperti melindungi anak dan istrinya dirumah. Membimbing harus dijadikan landasan fundamental. Namanya membimbing harus sabar dan telaten.
Kadang ada atasan yang masa bodoh tatkala bawahannya sedang ada masalah dengan pimpinan departemen lain.Kadang pula, tak mau kesulitan teknis yang dihadapi bawahan sehingga bawahan harus pontang-panting berusaha keras menyelesaikan sendiri. Bangun tidur tidur lagi, sebenarnya sindiran terhadap kita agar tidak bermalas-malasan dalam melakukan aktifitas pekerjaan rutin sehari-hari. Ya to, lha wong sudah bangun koq terus blabas turu meneh. Bangun ya bangun titik. Apalagi kalau diteruskan senam ringan pagi pasti menyehatkan.
Anggapan bahwa kerja baik dan kerja keras hanya akan mengenakan atasan,harus ditepis jauh-jauh. Semua tahu atasan tidak bisa bekerja dengan baik kalau bawahan sebagai tenaga teknis lapangan, tidak mensupport. Begitu pula sebaliknya,bawahan akan bisa bekerja dengan baik apabila mendapat arahan,instruksi dan petunjuk dari atasan. Dan tentu dengan sarana dan pra sarana yang mendukung.
Apabila semua lini mampu menterjemahkan format kerja dari sentral komando dengan baik,maka separu keberhasilan sudah di depan mata. Karena kesuksesan tidak hanya ditentukan faktor internal semata tapi faktor eksternal juga amat menentukan.dan tentunya faktor luck (keberuntungan) lebih-lebih sangat menentukan hasil akhir.
Tidak ada satupun teori manajemen sumber daya mengesampingkan fungsi dan peran Man. Karena manusia adalah satu-satunya faktor produksi yang bernyawa. Sedangkan Machine dan Money hanyalah benda mati yang diatur manusia.
Hanya saja memang, dilapangan kadang faktor manusia oleh sebagian kalangan manajemen dijadikan nomor sepatu-nomor yang start dari puluhan. Sekarang tinggal manusia (buruh) itu sendiri, mau nggak ditaruh di nomor sepatu Kalaun nggak mau ya harus menunjukkan dedikasi dan loyalitas yang tinggi. Nggak perlu melihat apa nanti kompensasinya, apa nanti balasanya bahkan tidak perlu melihat atasanya memikirkan kesejahteraan anak buahnya apa tidak.
Kompensasi harus diyakini sebagai sesuatu yang mutlak ada. Nandur pari mesti ngunduh pari ( Melakukan hal yang baik akan mendapatkan hal yang baik pula dan tidak akan pernah sia-sia). Tentu disini faktor religius amat sangat menunjang dan berpengaruh sangat besar. Kompensasi itu bisa lansung turun ke kita saat itu juga. Atau turun dalam bentuk yang lain yang lebih abstrak misal kesehatan keluarga ,anak istri sehat,rumah tangga rukun selalu. Sak apes-apesnya, pasti akan turun ke anak cucu kita nantinya. Insyaallah.....Aamin......
Mungkin seperti itulah hikmah sebait lirik lagu bangun lagi dari mbah Surip yang sangat fenomenal mewakili jiwa dari semua buruh atau pekerja kelas bawah bahkan bagi yang berdasi mungkin juga untuk kita semua sebagai manusia harus pantang menyerah.
Maka hanya dengan, bangun,bangun dan kembali bangunlah kita bisa jaya..
GANBARANAI TO IKENAI (BERSEMANGATLAH UNTUK MAJU).

1 komentar: